Sabtu, 03 Desember 2011

ES B: Permintaan dan Penawaran Uang


MAKALAH
Permintaan dan Penawaran Uang
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Ekonomi Makro II”
Dosen Pembimbing
A. Miftahus Surur, SE, MSc

Oleh:
1.     Nur Muawanah                       (C04210054)
2.     Imro’atul Latifa                       (C04210055)
3.     M. Misbachuddin                    (C04210056)
Kelas :
Ekonomi Syariah B


PRODI EKONOMI SYARIAH FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SUNAN AMPEL SURABAYA
2011

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum, War, Wab.
Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kepada kehadirat allah SWT yang telah memberikan taufik dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini yang berjudul ”Permintaan dan Penawaran uang”
Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW yang telah membimbing kita dari zaman kegelapan menuju zaman terang benderang,yaitu addinul islam wal iman.
Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam penyusunan makalah khususnya kepada :
  1. Bapak Agus miftahus surur selaku dosen pembimbing
  2. Orang tua yang telah mendoakan kita agar selalu menjadi orang yang selalu istiqomah dalam menunutut  ilmu.
  3. Sahabat dan semua pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat dan menambah wawasan kita bersama tentang permintaan dan penawaran uang. Manusia adalah tempat salah dan lupa, untuk itu penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempuranaan. Maka dari itu, tidaklah menutup kemungkinan adanya sebuah kritikan dan saran yang membangun dari pembaca.

Wassalamu’alaikum, War, Wab.
                                                                                                Surabaya, 2 Desember  2011

                                                                                                                        Penulis



BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Dalam berbagai isu makro ekonomi, penawaran dan permintaan uang memiliki peran yang sangat penting pada bab sebelumnya kita membahas bagaimana ekonomi menggunakan Istilah “uang” bagaimana bank sentral mengendalikan jumlah uang, dan bagaimana kebijkan moneter mempengaruhi harga dan tingkat bunga dalam jangka panjang ketika harga fleksibel. Dan pada bab sebelumnya lagi, kita melihat bahwa pasar uang merupakan unsur penting dari model IS-LM, yang menggambarkan perekonomian dalam jangka panjang pendek ketika harga sulit berubah.
Pada bab ini mengkaji penawaran dan permintaan uang lebih dalam. Pada subbab ini kita kan melihat bahwa system perbankan memainkan peran penting dalam menentukan penawaran uangm dan kita kan membahas berbagai instrument kebijkan yang dapat digunakan bank sentral untuk mengubah penawaran uang. Pada subbab selanjutnya kita kan membahas motif dibelakang permintaan uang, dan kita menganalisa keputusan rumah tangga tentang berapa banyak uang yang akan dipegang. 
B.  Rumusan Masalah
Dalam makalah ini, penyusun akan memberikan gambaran mengenai pembahasan-pembahasan tentang penawaran dan permintaan uang, antara lain:
1.    Apa pengaruh uang terhadap out put dan harga?
2.    Apa mekanisme transmisi penawaran dan permintaan uang?
3.    Apa kebijakan stabilisasi penawaran dan permintaan uang?
C.  Tujuan Masalah
1.      Untuk mengetahui pengaruh uang terhadap out put dan harga
2.      Untuk mengetahui mekanisme transmisi penawaran dan permintaan uang
3.      Untuk mengetahui kebijkan stabilisasi penawaran uang dan permintaan uang



BAB II
PEMBAHASAN
A.  Permintaan Uang
1.      Teori Keynes[1]
Coba kamu tanyakan pada dirimu sendiri apa tujuan dan alasan kamu ingin memegang (meminta) uang tunai. Alasan utamanya ialah untuk membeli barang-barang kebutuhan. Mungkin juga diperlukan untuk disimpan sabagai cadangan apabila ada kebutuhan yang mendadak, seperti obat atau pun member sumbangan. Menurut Keynes, alasan-alasan tersebut sebagai tujuan dan motif seseorang dalam memegang uang tunai. Keynes merumuskan tiga motif, yaitu transaksi (transaction motive), motif  berjaga-jaga (precautionary motive), dan motif spekulasi (speculative motive).
Alasan di atas yang untuk membeli barang-barang kebutuhan ialah alasan yang disebut motif transaksi (transaction motive) karena uang sebgai alat tukar dalam transaksi jual beli. Oleh karena itu, besar kecilnya motif ini tergantung pada volume transaksi yang dilakukan (Q) dan tingkat harga umum (P). Keynes menganggap bahwa volume transaksi erat hubumganya dengan jumlah barang dan jasa yang di produksi. Hubungan ini dirumuskan kedalam persamaan berikut:
M4 = k.P.Q
Selain itu Keynes juga mengatakan bahwa motif transaksi tergantung pada tingkat pendapatan seseorang. Semakin tinggi tingkat pendapatan (Y), semakin besar keinginan memegang uang tunai untuk bertransaksi (LT). sebaliknya jika, motif transaksi rendah apabila pendapatan juga rendah.
Lalu dengan motif berjaga-jaga (precautionary motive). Menurut Keynes, motif berjaga-jaga merupakan tindakan seseorang yang menyimpan sebagian dari pendapatannya dalam bentuk uang tunai untuk kebutuhan atau pengeluaran yang tidak terduga. Menurut Lipsey, motif berjaga-jaga timbul karena rumah tangga dan perusahaan tidak tidak tahu pasti seberapa jauh tingkat keselarasan pembayaran dan penerimaan.
 Motif spekulasi (speculative motive) atas permintaan uang, inilah yang membedakan Teori Keynes dan Teori Klasik. Menurut Keynes, seseorang dapat memilih untuk memegang uang tunai atau obligasi yang memberikan penghasilan berupa sejumlah unag tertentu yang disebut bunga pada setiap periode. Menurut Keynes, tingkat bunga merupakan harga yang harus dibayar untuk penggunaan uang yang selanjutnya disebut harga uang. Hubungan antara tingkat bunga dan permintaan uang untuk spekulasi adalah semakin tinggi tingkat bunga dimasa mendatang, semakin rendah permintaan uang untuk spekulasi. Karena naiknya tingkat bunga akan menurunkan harga obligasi sehingga seseorang akan menjual obligasinya dan memegang uang tunai untuk menghindari kerugian akibat turunnya harga obligasi.
2.      Teori Kuantitas[2]
Teori Kuantitas dipelopori oleh Irving Fisher, Alfred Marshall, dan Milton Friedman. Inilah teori yang mereka cetuskan tentang permintaan uang.
1)   Teori Irving Fisher
Teori ini mendasarkan pada sebuah falsafah, yaitu ekonomi akan selalu berada dalam keadaan penggunaan tenaga kerja penuh (full employment). Irving Fisher merumuskan teorinya dalam persamaan beikut:
M.V = P.T
Keterangan:
M : jumlah uang beredar
V : tingkat perputaran uang (velocity), yaitu berapa kali suatu mata uang pindah tangan (misalnya untuk transaksi) dari satu orang kepada orang lain dalam suatu periode tertentu
P : harga barang
T : volume barang dalam transaksi
Menurt teori Kuantitas, perubahan uang beredar (M) akan mengakibatkan perubahan harga (P) secara proposional. Artinya naiknya jumlah uang sebanyak dua kali akan menaikkan harga dua kali juga. Padangan tersebut didasarkan pada anggapan (asumsi) berikut:
a)    Persamaan MV = PT menganggap unsur (T) tetap karena selalu berada dalam keadaan full employment
b)   Velocity (V) juga dianggap tetap. Velocity hanya akan berubah kalau terjadi perubahan kebiasaan masyarakat dalam melkukan pembayaran
Implikasi dari kedua anggapan ini ialah jumlah uang beredar (M) hanyalah mempengaruhi harga (P) dan pengaruhnya proposional. Uang tidak dapat mempengaruhi ouput riil (Y). Ouput riil ini hanya akan berubah kalau terjadi perubahan dalam jumlah dan kuantitas  dari factor-faktor produksi (investasi).
2)   Teori Cambridge atau Marshall Equation
Alfred Marshall dari Universitas Cambridge memandang persamaan Irving Fisher dengan sedikit berbeda. Dia tidak menekankan pada pertukaran uang (velocity) dalam suatu periode, tetapi pada bagian dari pendapatan (GNP) yang diwujudkan dalam bentuk uang kas. Teri Marshall dirumuskan dalam persamaan berikut:
M = k.P.O
O adalah ouput riil dan k merupakan bagian dari GNP yang diwujudkan dalam bentuk uang kas. Jadi k =  sehingga persamaan berubah menjadi:
M.V = P.O = Y
Setelah persamaan itu semua disubtitusi, rumus Teori Marshall menjadi:
M = k.Y
Secara sitematis, rumusan Marshall ini sama dengan rumusan Irving Fisher. Namun penerapannya berbeda. Marshall memandang bahwa seseorang selalu menginginkan bagian (proporsi) tertentu dari pendapatan (Y) dipegang dalam bentuk uang kas yang dinyatakan dengan k. Jadi k.Y merupakan keinginan seseorang akan uang kas (M). 
3)   Teori Modal (Capital Theory) Milton Friedman
Menurt Milton Friedman, uang merupakan salah satu bentuk kekayaan seperti halnya bentuk-bentuk kekayaan yang lain, misalanya surat berharga, tanah, dan keahlian. Bagi seorang pengusaha, uang merupakan barang yang produktif. Apabila uang tersebut dikombinasikan dengan faktor produksi yang lain, pengusaha dapat menghasilkan barang. Dengan demikian, teori permintaan uang dapat pula dipandang sebagai teori tentang modal (Capital Theory).[3]
Friedman memberikan definisi kekayaan meliputi segala sesuatu yang merupakan sumber pendapatan. Salah satu sumber pendapatan ini berasal dari diri manusia itu sendiri, yaitu keahlian (skill). Milton Friedman ternyata  membagi kekayaan dengan lima kategori, yaitu uang, kas obligasi, saham, kekayaan yang berbentuk fisik, dan kekayaan yang berbentuk manusia atau keahlian (skill).
Dipandang dari seorang pemilik kekayaan (bukan pengusaha), teori permintaan uang dapat disamakan dengan teori permintaan akan barang konsumsi, jadi permintaan terhadap uang kas tergantung pada tiga faktor utama, yaitu:
1.   Jumlah total kekayaan
2.   Harga dan pendapatan dari berbagai alternative bentuk kekayaan
3.   Selera dan kesukaan dari pemilik kekayaan
3.      Teori Portofolio
Teori permintaan uang yang menekankan peran uang sebagai penyimpan nilai disebut teori portofolio (portfolio theories). Menurut teori ini, orang-orang yag memegang uang sebagai portofolio asset mereka. Uang memberikan kombinasi resiko dan hasil berbeda dibanding aset lain. Biasanya, uang memberikan hasil (nominal) yang aman, sedangkan harga saham obligasi bias naik atau turun. Jadi, beberapa ekonom menyarankan rumah tangga untuk memegang uang sebagai bagian dari portofolio optimal mereka.[4]
 Teori portofolio memprediksi bahwa permintaan uang seharusnya bergantung pada resiko dan hasil yang diberikan oleh uang dan oleh berbagai asset selain uang. Selain itu, permintaan uang seharusnya bergantung pada kekayaan total, karena kekayaan mengukur besarnya portofolio yang dialokasikan di antara uang dan asset alternatife. Sebagai contoh , kita bisa menulis fungsi permintaan uang sebagai
(M/P)ᵈ = L (r ˢ,r ,  Л ͤ)
Apakah teori potofolio bermanfaat untuk mempelajari permintaan uang? Jawabannya tergantung pada ukuran uang manakah yang kita gunakan. Ukuran uang yang paling sempit, seperti M1, hanya mencakup mata uang dan deposit dalam rekening cek. Bentuk uang ini menerima tingkat bunga nol atau sangat rendah. Para ekonom mengatakan uang (M1) adalah aset yang didominasi (dominated asets) artinya sebagai penyimpan nilai, uang eksis sepanjang asset-aset lain dalam kondisi lebih baik. Jadi, tidak optimal bagi orang-orang untuk memegang uang sebagai bagian dari portofolio mereka, dan teori portofolio tidak dapat mejelaskan permintaan terhadap bentuk uang yang didominasi ini.
4.      Teori transaksi dari permintaan uang
Teori permintaan uang yang menekankan peran uang sebagai media pertukaran disebut teori transaksi (transaction theories). Teori ini menyatakan bahwa uang adalah aset yang didomonasi dan menekankan bahwa orang memegang uang, tidak seperti aset-aset lainnya, untuk melakukan pembelian. Teori ini menjelaskan mengapa orang memegang ukuran uang yang sempit, seperti mata uang dan rekening cek, sebagai lawan dari memegang aset yang mendominasinya, seperti rekening tabungan atau treasury bills.[5]
Teori transaksi dari permintaan uang bermacam-macam, bergantung pada bagaimana orang memodelkan proses menghasilkan uang dan melakukan transaksi. Seluruh teori ini mengasumsikan bahwa uang mempunyai biaya dan menerima tingkat pengembalian yang rendah dan manfaat yang membuat transaksi lebih aman. Orang-orang memutuskan  berapa banyak uang yang akan dipegang dengan men-trade-off-kan biaya dan manfaat itu.
B.  Penawaran Uang
Penawaran uang berarti banyaknya jumlah uang yang harus disediakan atau dikeluarkan oleh lembaga moneter, yaitu bank sentral dan bank-bank umum. Jadi, penawaran uang tidak lain adalah jumlah uang beredar di masyarakat yang jumlahnya ditentukan oleh pemerintah.[6]
Dalam bagian ini kita melihat bahwa penawaran uang tidak hanya ditentukan oleh kebijkan bank sentral, tetapi juga oleh prilaku rumah tangga dan bank. Kita mulai dengan mengingat bahwa penawaran uang meliputi mata uang di tangan masyarakat dan deposit di bank-bank. Yaitu, dengan M menyatakan penawaran uang, C mata uang, dan D demand deposit, kita dapat tulis [7]
Permintaan Uang = Mata Uang + Demand Deposit
   =   C                +               D
 Untuk memahami penawaran uang, kita harus memahami interaksi antara mata uang dan demand deposit dan bagaimana kebijkan Fred mempengaruhi kedua komponen penawaran uang. Dari penjelasan diatas mari kita kenali uang beredar melalui artinya secara sempit, luas, dan melalui uang inti.[8]

a.    Uang beredar secara sempit (narrow money)
Kapan terkhir kali Indonesia mengeluarkan uang kertas dan uang logam. Coba sebutkan nilai nominalnya. Uang kertas dan uang logam itulah yang disebut uang kartal. Selain uang kartal, kamu tentu mempunyai uang yang kamu simpan di bank umum. Jenis uang ini disebut dengan uang giral yang berarti seluruh nilai saldo rekening koran (giro atau cek) yang dimiliki masyarakat pada bank-bank umum. Apakah uang yang ada di bank tersebut bisa dikatan uang beredar. Ya tentu saja karena masyarakat dapat mengambilnya sewaktu-waktu untuk keprluan transaksi, berjaga-jaga, atau spekulasi.
Coba banyangkan apabila seluruh masyarakat menggunakan uang kartal dan uang giral untuk transaksi, berjaga-jaga, atau spekulasi. Oleh karena itu, uang beredar secara sempit (M1) adalah seluruh uang kartal (K) dan uang giral (G) yang tersedia digunakan masyarakat. Uang beredar ini dikenal dengan Istilah narrow money dan dituliskan dalam persamaan berikut:
M1 = K + G
b.    Uang berdar secara luas (broad money)
Pengertian uang beredar secara luas mencakup uang kartal, uang giral, serta deposito dan tabungan masyarakat dibank. Deposito berjangja dan tabungan disebut dengan Istilah quasi money atau near money, yaitu sesuatu yang mendekati ciri dri uang. Secara sistematis pengertian uang beredar dapat disederhanakan menjadi persamaan berikut:
M2 = K + G + Uang Kuasi atau M2 = M1 + Uang Kuasi
Mengapa deposito berjangka dan tabungan termasuk uang beredar? Karena kedua simpanan ini mudah diubah menjadi uang tunai sebagai alat tukar dan pembayaran. Caranya dengan mencairkan deposito berjangka dan tabungan menjadi uang tunai seuai kebutuhan. Berubahnya simpanan menjadi uang tunai menyebabkan jumlah uang beredar bertambah.
c.    Uang Inti (reserve money)
Uang Inti atau reserve money merupakan inti dari penciptaan uang kartal dan uang giral. Jadi, tanpa uang inti maka tidak akan ada uang kartal maupun uang giral. Lalu, bagaimana cara menetukan uang inti dalam masyarakat? Uang inti dapat didefinisikan sebagai berikut:[9]
a)    Saldo rekening koran (giro) milik bank-bank umum atau masyarakat pada Bank Indonesia (R),
b)   Uang tunai yang dipegang bank-bank umum dan masyarakat (K).
Divinisi ini kita dapat sederhanakan kedalam persamaan berikut:
H = K + R
Model penawaran uang
1.      Bisnis moneter (monetary base) B adalah jumlah dolar yang dipegang masyarakat sebagaimana mata uang C dan oleh bank sebagai cadangan R. Basis moneter langsung dikendalikan oleh Bank Sentral AS.
2.      Rasio deposit-cadangan (reserve-deposit ratio) rr adalah bagian deposito yang bank cadangkan. Rasio cadanggan ditentukan oleh kebijakan bisnis bank dan undang-undang perbankan.
3.      Rasio deposit-uang kartal (currency-deposito ratio) cr adalah jumlah uang kartal atau mata uang C yang dipegang orang dalam bentuk uang giral (demand deposit) D. Ratio deposit-uang kartal mencerminkan preferensi rumah tangga terhadap bentuk mata uang yang akan mereka pegang.
Model kita menujukkan bagaimana penawaran uang bergantung pada basis  moneter, rasio deposito-cadangan, dan rasio deposito-cadangan dan rasio deposito-uang kartal. Model itu juga mengkaji bagaimana kebijakan fed dan pilihan bank dan rumah tangga mempengaruhi penawaran uang. [10]

Kita mulai dengan definisi penawaran uang dan bisnis moneter:
M = C + D
B  = C +R
Persamaan pertama menyatakan bahwa penawaran uang adalah jumlah uang kartal dan uang giral (demand deposit). Persamaan kedua menyatakan bahwa basis moneter adalah jumlah mata uang dan cadangan bank. Untuk mencari penawaran uang sebagai fungsi tiga variabel eksogen (B, rr, dan ce) kita mulai dengan membagi persamaan kedua.
 =
Kemudian kita bagi kedua persamaan tersebut dengan D.
Ingatlah bahwa  C/D adalah rasio deposit mata uang cr, dan R/D adalah rasio deposito cadangan rr. Melakukan subtitusi, dan memindahkan B dari sisi kiri ke sisi kanan persamaan, kita dapatkan
M =
Persamaan ini menujukkan bagaimana penawaran uang bergantung pada tiga variabel eksogen.
Kita sekarang dapat melihat bahwa penawaran uang adalah proporsional terhadap basisi moneter. Faktor proporsionalitas, (cr  1) / (cr rr), adalah m dan disebut pengganda uang (money multiplier), maka,
M = m  B
Setiap dolar dari basis moneter menghasilkan m dolar uang. Karena memiliki efek rantai atas penawaran uang, basis moneter kadang-kadang disebut uang berdaya tinggi (high-powwered money) .[11]






















BAB III
PENUTUP
A.  Simpulan
a.     Uang adalah segala sesuatu yang siap tersedia dan di terima umum dalam pembayaran pembelian barang, jasa, dan utang
b.    Uang adalah jantung dari banyak analisis makro ekonomi. Model-model penawaran dan permintaan uang dapat membantu memperjelas determinan tingkat harga jangka-panjang dan sebab-sebab fluktuasi ekonomi jangka-pendek.
c.     Menurt Keynes, permintaan uang dipengaruhi oleh tiga motif, yaitu motif bertransaksi (transaction motive), berjaga-jaga (precuntionary motive), dan berspekulasi (speculativie motive).
d.    Penawaran uang merupakan banyaknya jumlah uang yang disediakan atau dikeluarkan oleh lembaga moneter atau jumlah uang yang beredar di msyarakat yang ditentukan oleh pemerintah.

















DAFTAR PUSTAKA
Burhanuddin A. Usman, Manusia dan Prilaku Ekonomi, Ganexa Exact, Jakarta, 2007
Gregory Mankiw, Pronciple of Economics pengantar ekonomi makro edisi 3, Salemba Empat, Jakarta 2004.
Mankiw N. Gregory, Teori Makro Ekonomi edisi ke 4, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2000
Ratih Hurniyati dan Ricky Kadir, Penuntu Belajar Ekonomi 2 cetakan kedua,  Ganeca Exact : Bandung, 1996.
Suherman Rosyidi, Pengantar Teori Ekonomi, PT Raja Grafindo Persada : Jakarta
M. Suparmoko, Pengantar Ekonomika Makro edisi keempat, BPFE Yogyakarta
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/06/inflasi.html                 
Suparmoko, muhammad. Pengantar Ekonomika Makro. Yogyakarta : BPFE
Sadono sukirno.  Makro Ekinomi Teori Pengantar, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, hlm. 265














[1] Burhanuddin A. Usman, Manusia dan Prilaku Ekonomi, Ganexa Exact, Jakarta, 2007, hal 131
[2] Burhanuddin A. Usman, Manusia dan Prilaku Ekonomi, Ganexa Exact, Jakarta, 2007, hal 133
[3] Suherman Rosyidi, Pengantar Teori Ekonomi, PT Raja Grafindo Persada : Jakarta

[4] N. Gregory Mankiw, Teori Makro Ekonomi edisi ke 4, Penerbit Erlangga, Jakarta 2000, hal 454
[5] Ibid. Hlm 455
[6] Burhanuddin A. Usman, Manusia dan Prilaku Ekonomi, Ganexa Exact, Jakarta, 2007, hal 136
[7] N. Gregory Mankiw, Teori Makro Ekonomi edisi ke 4, Penerbit Erlangga, Jakarta 2000, hal 446
[8] Burhanuddin A. Usman, Manusia dan Prilaku Ekonomi, Ganexa Exact, Jakarta, 2007, hal 136
[10] Ratih Hurniyati dan Ricky Kadir, Penuntu Belajar Ekonomi 2 cetakan kedua,  Ganeca Exact : Bandung, 1996.

[11] http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/06/inflasi.html                                 

Komentar

HTML Comment Box is loading comments...