Rabu, 30 November 2011

ES-D: Permintaan Uang Riil dan Nominal


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Uang merupakan objek pertama yang akan dibahas dalam msalah ekonomi dimana uang adalah suatu alat transaksi yang digunakan oleh setiap manusia untuk menjalani kehidupannya. Dalam berbagai aspek terdapata banyak macam transaksi keuangan diantaranya ialah pasar uang.
Sekarang tibalah kita memulai mencoba apa yang kita sebut dengan pasar uang, sekalipun untuk sementara baru garis besarnya saja, dengan maksud memperoleh gambaran yang diperlukan utntk dapat menurunkan kurva LM. Sama dengan pasar lainnya, pasar uang dari segi tinjauan kita terdiri dari permintaan dan penawaran. Uintuk lebih jelasnya, maka simaklah pembahasan makalah yang telah kami susun ini
1.2  Rumusan Masalah

  1. Bagaimana permintaan akan uang riil dan nominal ?
  2. Bagaimana permintaan akan uang ?
  3. Bagaimana penawaran uang, keseimbangan pasar uang dan kurva LM ?
  4. Bagaimana Keseimbangan Pasar Barang dan Modal ?
  5. Bagaimana Perubahan Tingkat Keseimbangan Pendapatan dan Suku Bunga ?
  6. Bagaimana Penyesuaian Terhadap Keseimbangan ?
  7. Bagaimana Penyesuaian Pasar Modal yang Cepat ?








BAB II
PEMBAHASAN



2.1 Permintaan Akan Uang Riil dan Uang Nominal

     Pada tahap ini harus mempertegas perbedaan penting antara variabel riil dan nominal. Permintaan nominal akan uang adalah permintaan individu atas sejumlah uang, dan sama dengan itu, permintaan nominal atas obligasi adalah permintaan individu atas sejumlah obligasi seharga tertentu. Permintaan riil akan uang adalah permintaan akan sejumlah uang yang dinyatakan dalam bentuk unit barang yang dapat dibeli dengan uang tersebut; ini sama dengan permintaan nominal akan uang dibagi dengan tingkat harga. Bila permintaan akan uang adalah adalah $ 100  sedangkan tingkat harga adalah $2 per unit barang – maka permintaan riil akan uang adalah 50 barang. Bila tingkat harga kemudian naik menjadi $4, dan permintaan akan uang naik menjadi $200, maka permintaan riil akan uang tidak berubah pada 50 barang.
            Saldo uang riil atau saldo riil adalah kuantitas dari uang nominal dibagi dengan tingkat harga, dan permintaan riil akan uang disebut permintaan saldo riil. Sejalan dengan itu, pemilikan obligasi riil adalah kuantitas nominal dari obligasi dibagi dengan tingkat harga.
            Kendala anggaran kekayaan dalam pasar modal menyatakan bahwa jumlah permintaan atas saldo riil, yang disimbolkan dengan L. plus permintaan akan pemilikan obligasi riil, yang disimbolkan dengan DB, harus sama dengan total kekayaan finansial riil dari individu tersebut. Kekayaan finansial riil adalah kekayaan nominal, WN, dibagi dengan tingkat harga P :
L + DB = WN
               P
Cacat kembali bahwa kendala anggaran kekayaan menyiratkan, berdasarkan kekayaan riil seorang individu, bahwa  keputusan untuk memegang lebih banyak saldo riil juga merupakan keputusan untuk memegang lebih sedikit kekayaan riil dalam bentuk obligasi. Imlikasi ini ternyata sangat penting dan memudahkan karena akan memungkinkan kita untuk membahas pasar modal sepenuhnya dalam pasar uang. Ketika pasar uang berada dalam situasi keseimbangan, pasar obligasi ternyata juga akan berada dalam keseimbangan yang sama.
            Jumlah keseluruhan dari kekayaan keuangan riil dalam perekonomian terdiri dari saldo uang riil dan obligasi riil yang tersedia, Dengan demikian kekayaan keuangan riil seluruhnya sama dengan :

WN = M + SB
                                                              P       P

Di mana M merupakan cadangan dari saldo uang nominal dari (SB) aalah nilai riil dari penawaran obligasi.


2.2 Permintaan Akan Uang            

Kita sekarang akan beralih untuk membahas masalah pasar uang. Pada bagian awal ini, kita mula – mula memusatkan perhatian pada permintaan akan saldo riil.[1] Permintaan akan uang adalah untuk memperoleh barang – barang yang dapat dibeli dengan uang tersebut. Semakin tinggi tingkat harga, semakin besarlah jumlah yang perlu dipegang untuk memperoleh sejumlah barang dan jasa tertentu. Bila harga – harga naik dua kali lipat, maka untuk memperoleh jumlah barang yang sama, diperlukan uang sebanyak dua kali lipat dari sebelumnya.
            Permintaan akan saldo riil tergantung pada tingkat pendapatan riil dan suku bunga. Ia tergantung pada pendapatan riil karena individu memegang uang adalah untuk membiayai semua jenis pengeluaranya, yang pada giliranya tergantung pada pendapatan. Selanjutnya, ia tergantung juga pada ongkos atau resiko memegang uang. Ongkos memegang uang adalah jumlah bunga yang diterima oleh ini seandainya uang tersebut di depositokan pada sebuah bank. Semakin tinggi tingkat suku bunga, semakin besarlah biaya atau ongkos memegang uang ketimbang memegang jenis – jenis modal lainya, dan sebaliknya, semakin kecillah jumlah uang tunai yang dipegang oleh individu pada setiap tingkat pendapatan. [2] Ketika suku bunga naik, individu dapat memperoleh keuntungan dari pemilikan uang tunai dengan cara berhati – hati mengelola uang mereka dan mulai membeli obligasi bila jmlah uang yang mereka pegang sudah mencapai jumlah uang yang memadai. Bila suku bunga Cuma 1%, maka keuntungan untuk memegang saham atau obligasi sangat kecil dibandingkan dengan memegang uang tunai.
            Tetapi bila suku bunga mencapai 10%, maka orang tidak perlu memegang uang lebih dari kebutuhan untuk membiayai kehidupan sehari – hari .
            Atas dasar pemikiran yang sederhana ini, maka permintaan akan saldo riil naik bersamaan dengan jatuhnya tingkat suku bunga. Perminaan saldo riil dinyatakan sebagai berikut : [3]
                                   L = KY – hi     k , h > 0                                       (10)

Parameter k dan h mencerminkan kepekaan permintaan akan saldo riil terhadap tingkat pendapatan dan suku bunga. Kenaikan pendapatan sebesar $5 akan menaikkan permintaan akan uang sebesar 5 K  dolar riil. Kenaikan  suku bunga sebesar 1% akan menurunkan permintaan akan uang sebesar 1h dolar riil.
            Fungsi permintaan saldo riil, persaman (10), menyiratkan bahwa untuk tingkat pendapatan tertentu, jumlah yang diminta fungsi yang menurun dari suku bunga. Kurva yang demikian diperlihatkan dalam gambar 4 – 8 untuk tingkat pendapatan Y1. Semakin tinggi tingkat pendapatan, semakin tinggilah permintaan akan saldo riil, dan karenanya, semakin kekanan kurva permintaan dimaksud. Kurva permintaan untuk tingkat pendapatan yang lebih tinggi. Y2, juga disajikan dalam gambar 4 – 8 tersebut.
                                                                                                           
2.3 Penawaran Uang, Keseimbangan Pasar Uang dan Kurva LM
           
Sekarang kita akan membahas masalah keseimbangan dalam pasar uang, untuk tujuan dimaksud, kita harus menegaskan bagaimana penawaran uang ditentukan. Kuantitas minimal dari uang, M, dikendalikan oleh bank sentral, dan kita menganggapnya sebagai sudah tetap pada tingkat M. kita juga beranggapan bahwa tingkat harga adalah konstan pada tingkat P, Sehingga penawaran uang riil berada pada tingkat M/P. [4]

[Permintaan akan saldo riil sebagai fungsi suku bunga dan tingkat pendapatan. Permintaan akan saldo riil digambarkan dengan fungsi suku bunga. Pada tingkat pendapatan tertentu, semakin tinggi suku bunga, semakin rendahlah permintaan akan saldo riil. Kenaikan tingkat pendapatan menambah akan uang. Ini diperlihatkan oleh pergeseran skedul permintaan akan uang ke sebelah kanan].

            Dalam gambar 4 – 9, kita memperlihatkan kombinasi dari suku bunga dan tingkat pendapatan, sehingga permintaan akan saldo riil adalah sama besarnya dengan jumlah uang yang tersedia. Berangkat dari tingkat pendapatan Y1, kurva permintaan akan saldo riil yang bersesuaian , L1, diperlihatkan dalam gambar 4 – 9 a. seperti hanya dalam gambar 4 – 8 , ia dilukiskan sebagai fungsi yang menurun dari tingkat suku bunga, penawaran saldo riil yang berlaku sekarang, M/P, diperlihatkan oleh garis vertikal, karena ia sudah tertentu, dan karenanya bebas dari fluktuasi suku bunga. Suku bunga, i1,memiliki ciri bahwa ia menyeimbangkan pasar uang. Pada tingkat suku bunga seperti itu, permintaan akan saldo riil adalah sama dengan penawaranya. Dengan begitu, E1 adalah titik keseimbangan pasar uang. Titik tersebut di catat dalam gambar 4 – 9 a. sebagai titik pada skedul keseimbangan uang,atau kurva LM.
            Selanjutnya, perhatikanlah pengaruh dari kenaikan pendapatan ke Y2 . Dalam gambar 4 – 9 b, tingkat pendapatan yang lebih tinggi menyebabkan permintaan terhadap saldo riil menjadi lebih tinggi pada setiap suku bunga yang berbeda, dan karenanya, kurva permintaan terhadap saldo riil bergeser kesebelah kanan atas, menuju titik L2. Suku bunga naik i2 guna mempertahankan keseimbangan pasar uang pada tingkat suku bunga yang lebih tinggi tersebut. Sebaliknya, titik keseimbangan yang baru adalah E2, sebagai titik keseimbangan pasar uang. Dengan memberlakukan hal yang sama pada semua tingkat pendapatan. Kita akan menghasilkan sejumlah titik yang dapat dihubungkan dalam rangka membentuk skedul LM.
Skedul LM atau skedul keseimbangan pasar uang memperlihatkan kombinasi dari suku bunga dan tingkat pendapatan sehingga permintaan terhadap saldo riil adalah sama dengan penawarannya. Di sepanjang skedul LM, pasar uang berada pada situasi keseimbangan.


[Derivasi Kurva LM. Panel disebelah kanan memperlihatkan pasar uang penawaran saldo riil adalah garis vertikal. Penawaran uang nominal M adalah ditentukan oleh Bank Sentral, sedangkan tingkat harga P dianggap sudah tertentu. Kurva-kurva permintaan uang, L1 dan L2, bersesuaian dengan tingkat pendapatan adalah Y1, maka yang berlaku adalah L1, sedangkan suku bunga keseimbangan adalah i1. Ini menciptakan titik E1 pada skedul LM pada panel (a). pada tingkat pendapatan Y2, yang lebih besar dari Y1, tingkat suku bunga keseimbangan adalah i2, yang melahirkan titik E2 pada kurva LM].
Kurva LM memiliki kemiringan positif. Kenaikan suku bungan akan menurunkan permintaan saldo riil. Untuk mempertahankan agar tingkat permintaan saldo riil bisa asama dengan tingkat penawaran tetap, pendapaatan harus ditingkatkan. Sebaliknya, keseimbangan pasar uang menyiratkan bahwa kenaikan suku bunga terjadi bersamaan dengan naiknya tingkat pendapatan.
Kurva LM dapat ditarik secara langsung dengan cara menggabungkan kurva permintaan saldo riil, persamaan (10) dengan penawaran tetap saldo riil. Agar pasar uang berada dalam situasi keseimbangan, permintaan harus sama dengan penawaran atau[5]:
                                    M = kY – hi                (11)
                                                P
Untuk memecahkan masalah tingkat,  suku bunga digunakan:
                                    I =  I (kY – M )                       (11a)
                                           h          P
selanjutnya kita mempertanyakan hal-hal yang sama mengenai ciri-ciri skedul LM  cara yang sama ketika membahas masalah kurva IS.

Kemiringan kurva LM
            Semakin besar kepekaan permintaan akan uang terhadap pendapatan sebagaimana diukur dengan k, dan semakin rendah kepekaan akan uang terhadap suku bunga, sebagai mana diukur dengan h, maka semakin curamlah bentuk kurva LM. Hal ini dapat ditetapkan dengan melakukan eksperimen pada gambar 4-9. Hal ini juga dapat dikonfirmasikan dengan mengamati persamaan (11a), dimana suatu perubahan tertentu pada pendapatan Y mempunyai dampak yang lebih besar terhadap suku bunga i , semakin besar k dan semakin kecil h, jika permintaan akan uang secara relatif tidak sensitif terhadap suku bunga, sehingga h hampir mendekat nol, kurva LM hampir vertikal. Jika permintaan uang sangat sensitif terhadap suku bunga, sehingga h nenjadi besar, maka kurva LM mendekati horizontal. Dalam hal tersebut, perubahan yang kecil pada suku sunga akan disertai dengan perubahan yang besar pada tingkat pendapatan agar ekuilibrium pasar uang agar tetap bertahan.
            Penawaran uang riil dipertahankan konstan disepanjang kurva LM. Ini berarti bahwa perubahan uang riil akan menggeser kurva LM. Pada gambar 4-10, kita perlihatkan pengaruh kenaikan penawaran uang riil. Pada gambar 4-10b, kita melukiskan permintaan akan saldo uang riil pada tingkat pendapatan Y. dengan penawaran uang riil yang mula-mula M/P, ekuilibriumnya berada pada titik E1 dengan suku bunga i1. Titik yang bersesuaian pada skedul LM adalah E1.
            Perhatikanlah pengaruh dari kenaikan penawaran uang riil ke M/P, yang dirujuk dengan pergeseran dengan skedul penawaran uang kesebelah kanan. Pada tingkat pendapatan awal dan karenanya, pada skedul permintaan L1, sekarang terdapat kelebihan penawaran saldo riil. Untuk mengembalikan keseimbangan pasar uang pada tingkat yang baru berada pada titik E2. Ini menyiratkan bahwa pada gambar 4-10a, skedul LM bergeser kesebelah kanan dan turun ke titik LM. Pada setiap tingkat pendapatan, suku bunga keseimbangan harus lebih rendah sehingga dapat mendorong orang untuk memegang jumlah uang riil dalam jumlah yang lebih besar. Kemungkinan lainnya, pada setiap tingkat suku bunga, tingkat pendapatan harus lebih tinggi sehingga mendorong naik transaksi permintaan akan uang, dan karenanya, akan menyerap peredaran yabg sangat tinggi dari uang riil. Noktah ini dapat jugadilihat dari pengamatan terhadapn kondisi keseimbangan pasar uang yang tercermin dalam persamaan (11).

Posisi-posisi diluar kurva LM
            Selanjutnya, kita akan mempertimbangkan titik-titik yang berada diluar skedul LM, untuk mencirikannya sebagai titik-titik dari kelebihan permintaan atau penawaran uang. Untuk keerluan dimaksud, perhatikanlah gambar 4-1, yang dicetak ulang dari gambar 4-9, tetapi dengan menambahkan titik keseimbanagn E3 dan E4. Pertama-tama perhatikan titik-titik E1[6]. Dimana pasar uang berada dalam situasi keseimbangan . kemudian, asumsikanlah adanya kenaikan tingkat pendapatan ke Y2. Ini akan mendorong permintaan akan saldo riil keatas sembari menggeser kurva permintaan ke L2. Pada tingkat suku bunga yang mula-mula permintaan akan saldo riil yang ditunjukan oleh titik E4 dalam gambar 4-11b, dan kita akan mengalami kelebihan permintaan akan penawaran yang sama dengan jarak dari E1 dengan E4. Denagn hal ini, titik E4 pada gambar 4-11a merupakan titik kelebihan permintaan akan uang : suku bunga terlalu rendah atau tingkat pendapatan terlalu tinggi bagi pasar uang untuk bisa menyesuaikan diri. Selanjutnya, perhatikanlah titik E3 pada gambar 4-1b. disini kita mempunyai tingkat pendapatan awal Y1, tetapi disertai dengan tingkat suku bunga yang terlalu tinggi unttuk bisa mencapai keseimbangan pasar uang. Dengan sendirinya kita menghadapi masalah kelebihan penawaran uang yang sama dengan  jarak dari E3 ke E2. Titik E3 dalam gambar 4-11a, dengan demikian, bersesuaian dengan kelebihan penawaran uang.

[Kenaikan penawaran uang dari M ke M’ menggeser kurva LM ke sebelah kanan. Kenaikan cadangan saldo riil menggeser skedul penawaran pada panel sebelah kanan dari M/P ke M’/P. pada tingkat pendapatan awal, Y1, suku bunga keseimbangan dalam pasar jatuh ke titik 12. Pada panel bagian kiri, kita memperlihatkan titik E2 sebagai satu titik pada skedul LM yang baru, yang bersesuaian dengan cadangan uang yang lebih tinggi. Dengan demikian, kenaikan cadangan uang yang lebih tinggi. Dengan demikian, kenaikan cadangan uang menggeser skedul LM ke sebelah kanan bagian bawah][7].

Secara umum, setiap titik disebelah kiri atas dari kurva LM adalah titik – titik kelebihan permintaan akan uang, dan setiap titik di sebelah kkiri atas dari kurva LM adalah titik – titik kelebihan penawaran. Ini ditunjukkan oleh notasi EDM dan ESM pada gambar 4-11a.

[Kelebihan permintaan (EDM=excess demand of money) dan penawaran (ESM=excess supply of money) akan uang. Titik-titik disebelah kiri atas skedul LM bersesuaian dengan kelebihan penawaran saldi riil, titik-titik disebelah kanan bawah bersesuaina dengan kelebihan permintaan saldo riil. Dengan memulai dari titik E1 pada panel sebelah kiri, kenaikan pendapatan membawa kita pada titik E4. Pada titik E4 panel sebelah kanan terdapat kelebihan permintaan akan uang dan karenanya pada titik E4 panel bagian kiri, terdapat kelebihan permintaan akan uang].

2.4 Keseimbangan Pasar Barang dan Modal
           
Skedul IS dan skedul LM meringkas kondisi yang harus dipenuhi agar pasal barang dan pasar modal berada dalam situasi keseimbangan. Untuk tercapainya keseimbangan yang simultan dari keduanya, tingkat suku bunga dan tingkat pendapatan haruslah sedemikian rupa, sehingga pasar uang dan pasar barang berada dalam situasi keseimbangan. Kondisi yang demikian terpenuhi pada titik E dalam gambar 4-12. Tingkat suku bunga keseimbangan adalah 1 sedangkan pendapatan keseimbangan adalah Y, dengan catatan bahwa variable- variable eksogen, terutama penawaran uang riil dan kebijaksanaan fiskal adalah tertentu. Pada titik E, baik pasar barang maupun pasar modal berada dalam keseimbangan.
            Gambar 4-12 meringkas ananlisis kita; tingkat suku bunga dan output ditentukan oleh interaksi pasar- pasar modal (LM), dan pasar barang (IS). Ada baiknya kalau beralih sejenak untuk meninjau kembali asumsi- asumsi kita dan arti dari keseimbangan pada titik E. asumsi utamanya adalah baha tingkat harga adalah konstan dan bahwa perusahaan bersedia mrnawarkan produknya seberapa banyakpun pada tingkat harga tersebut. Dengan begitu, kita menganggap tingkat output dalam gambar 4-12 akan disediakan secara sukarela oleh perusahaan pada tingkat harga P. perlu ditegaskan kembali bahwa asumsi seperti ini kadangkala sangat diperlukan untuk mengembangkan analisis diatas, ia akan kita buang ketika kita mulai mendalami analisis diatas, ia akan kita buang ketika kita mendalami analisis di atas, ia akan kita buang ketika kita mulai mendalami factor-faktor yang menentukan tingkat harga pada Bab VII.
            Di titik E pada gambar 4-12, perekonomian berada dalam situasi keseimbangan, karena baik pasar barang maupun pasar uang berada dalam situasi keseimbangan juga. Permintaan akan barang sama dengan tingkat outputnya pada kurva IS. Dan pada kurva LM, permintaan akan uang sama dengan penawaran uang, ini uga berarti bahwa penawaran obligasi adalah sama dengan permintaannya. Dengan demikian, pada titik E, perusahaan memproduksi jumlah output yang mereka rencanakan sementara individu-individu memiliki kompoosisi portofolio yang mereka butuhkan.

[Keseimbangan Pasar Uang dan Pasar Modal, Pasar barang dan Pasar modal menyesuaikan diri kepada titik E. tingkat suku bungan dan pendapatan adalah sedemikian rupa sehingga masyarakat memegang jumlah uang yang ada dan pengeluaran yang terencana yang sama dengan output].

2.5 Perubahan Tingkat Keseimbangan Pendapatan dan Suku Bunga

Keseimbanga tingkat pendapatan dan tingkat suku bunga berubah ketika baik kurva IS maupun kurva LM mengalami pergeseran, gambar 4-13, misalnya, memperlihatkan pengaruh kenaikan dari tingkat investasi otonom terhadap tingkat pendapatan dan tingkat suku bunga. Peningkatan yang demikian cenderung mendorong pengeluaran otonom, A, ke atas, dan karenanya, menggeser kurva IS ke sebelah kanan, ini menyebabkan kenaikan tingkat pendapatan dan suku bunga ke titik E’.
Ingat bahwa kenaikan pengeluaran investasi otonom menggeser kurva IS kesebelah kanan sebesar jumlah bagaimana yang kitan saksikan pada Gambar 4-13 Dalam Bab III, dimana kita hanya membahas masalah pasar barang, kita seyogyanyatelah menegaskan bahwa akan merupakan perubahan dalam tingkat pendapatan yang disebabkan oleh perobahan dalam dalam pengeluaran otonom. Tetapi ini dapat dilihat Dalam Gambar 4-13 bahwa perubahan pendapatan disini hanyalah yang jelas kurang dari pergeseran dalam kurva
Apa yang menjelaskan fakta bahwa kenaikan pendapatan adalah lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan pengeluaran otonom, dikalikan dengan multiplier sederhana, secara diagramatis, jelas bahwa keterangannya dapat dilihat dari kemiringan kurva LM. Kalau kurva LM bersifat horizontal, tidak akan ada perbedaan antara luasnya kalau kurva LM bersifat horizontal, maka suku bungan tidak akan berbeda  bila kurva IS bergeser[8].
Bagaimanakah makna ekonomis dari semua kejadian tersebut. Kenaikan pengeluaran otonom memang cendrung meningkatkan pendapatan. Tetapi kenaikan pendapatan juga juga menaikkan permintaan terhadap uang, bila penawaran uang adalah tertentu, tingkat suku bunga harus naik untuk menjamin agar permintaan uang tetap sam pada tingkat penawarannya yang tetap. Bila suku bunga naik, pengeluaran investasi menurun karena investasi berhubungan secara negatif dengan tingkat suku bunga. Sejalan dengan itu, perubahan keseimbangan dalam pendapatan adalah kurang dari pergeseran horizontal kurva IS
Sampai disini, kita telah menyajikan contoh dari penggunaan kelengkapan IS-LM. Kelengkapan yang demikian sangatlah berguna untuk mempelajari masalh pengaruh kebijakan moneter dan fiscal terhadap tingkat suku bunga dan pendapatan. Dan kita menggunakannya dalam Bagian 4-5 dan 4-6 pada Bab V. sebelum melakukannya, betapapun kita perlu membahas bagaimana perekonomian bergerak dari satu sisi keseimbangan seperti titik E, menuju keseimbangan yang lain, seperti titik E.

2.6 penyesuaian Terhadap Keseimbangan

Anggaplah bahwa perekonomian mulanya berada pada titik E dalam gambar 4-13, dan bahwa salah satu kurvanya bergeser, sehingga titik keeseimbangan yang baru berada pada titik semisal E’. bagaimanakah titik keseimbangan yang baru tersebut dicapai? Penyesuaian akan melibatkan perubahan dalam tingkat suku bunga dan pendapatan. Untuk mempelajari cara bagaiman ia bergerak sepanjang waktu, kita menurunkan dua asumsi dasar
1.      Output naik setiap kali kelebihan permintaan barang dan akan turun ketika terjadi kelebihan penawaran barang, asumsi ini mencerminkan penyesuaian dari perusahaan terhadap langkah-langkah yang tak dikehendaki berkenan dengan penimbunan dan pengurangan persediaan.
2.      Tingkat suku bunga naik bila terjadi kelebihan penawaran uang. Penyesuaian ini terjadi karena kelebihan permintaan uang menyiratkan adanya kelebihan penawaran jenis-jenis modal lainnya (obligasi). Dalam usahanya untuk memperoleh lebih banyak uang, orang cendrung melepaskan obligasi yang mereka pegang, yang ahkirnya menyebabkan turunnya harga obligasi dimaksud atau hasil pengembalian (suku bunga) naik.

2.7 Pengaruh Kenaikan Pengeluaran Otonom, Terhadap pendapatan dan Suku Bunga
            Kenaikan pengeluaran otonom menggeser suku bunga, kenaikan pengeluaran otonom menggeser skedul IS ke bagian kanan luar. Pendapat naik, dan tingkat keseimbangan pendapatan naik juga, lenaikan tingkat pendapatan adalah lebih kecil dari apa yang diperlihatkan oleh multiplier sederhana, ini terjadi karena suku bunga menaikkan dan pembahasan yang lebih rinci tentang hubungan antara harga obligasi dengan hasil pengembaliannya ditampilkan dalam Lampiran Bab IX.
Di sini mita hanya menyakan penjelasan ringkas tentangnya. Untuk kesederhanaan, asumsikanlah obligasi yang berjanji membayar para pemegang obligasi dimaksud $5 pertahun untuk selamanya. %5 tersebut dikenal dengan sebutan kupon sedangkan obligasi yang berjanji untuk membayar selamanya sejumlah tertentu kepada para pemegang disebut sebagai perpetuitas. Bila hasil pengembalian dari bentuk-bentuk modal lainnya adalah 5% maka pertuitas tersebut akan laku seharga $100 karena pada tingkat harga sebesar itu , ia juga akan membuahkan hasil sebesar 5% ($5/ $100). Sekarang anggaplah bahwa hasil dari modal lainnya naik menjadi 10%. Maka harga dari pertuitas dimaksud akan menjadi $50, karena hanya pada tingkat harga demikianlah ia akan member hasil sebesar 10%, yakni bunga sebesar $5 per tahun atas obligasi senilai $ 50 akan memberikan hasil kepada pemegangnya sebesar 10%dari investasi sebesar %50. Contoh ini memperjelas bahwa hasil obligasi daan hasil pengembaliannya adalah berbanding terbalik, tidak sesuai dengan kupon.
Dalam asumsi yang kedua tersebut diatas, kita menganggab bahwa kelebihan permintaan akan uang menybabkan pemegang modal berusaha menjual obligasi mereka, yang ahkirnya menyebabkan harga obligasi menurun dan hasil pengembaliannya mengalami kenaikan. Sehubungan dengan itu, bila terjadi kelebihan penaaran uang, orang akan berusaha menggunakan uangnya untuk membeli jenis-jenis modal lainnya, yang pada ahkirnya membuat hasil pengambaliannya mengalami penuruna.
Dalam Gambar 4-14 kita menerapkan analisis tersebut utuk membahas penyesuaian ekonomi. Empat wilayah ditampilkan, dan semuanya di tandai dalam Tabel 4-1. Dari gambar 4-11 kita mengetahui bahwa terdapat kelebihgan penawaran uang di atas kurva LM, dan karenanya, kita perlihatkan ESM (excess supplay of money) pada wilayah I dan II pada Table 4-1. Sejalan dengan itu, kita juga mengetahui bahwa kurva IS, karenanya, kita perlihatkan EDG (excess demand for goods) pada wilayah II dan III pada table 4-1, anda mesti dapat menjelaskan butir-butir (entries) yang selebihnya dari Table 4-1.
Arah dari penyesuaian yang dirincikan dalam asumsi 1 dan 2 di atas ditampilkan dengan tanda panah. Dengan demikian, misalnya di wilayah IV kita mengalami kelebihan permintaan akan uang yang menyebabkan suku bunga naik karena jenis-jenis modal lainnya dijual secara besar-besaran untuk memperoleh uang tunai, yang ahkirnya menyebakan harga turun. Tingkat suku bunga yang menaik disajikan oleh tanda panah yang mengarah ke atas. Juga terjadi kelebihan penawaran barang dalam wilayah IV. Dan karenanya, terjadilah penimbunan barang secara tidak dikehendaki, yang menyebabkan perusahaan berusaha mengurangi output. Output yang menurun ditandai oleh tanda panah yang mengarah ke sebelah kiri. Penyesuaian yang diperlihatkan oleh tanda panah tersebut ahkirnya akan mengarah, mungkin dalam pola-pola yang siksikal, ke titik keseimbangan E. misalnya, mulai dari titik E kita memperlihatkan bahwa perekonomian bergerak kea rah titik , dengan pendapatan dan suku bunga meningkatkan di sepanjang jalur penyesuaian yang diperlihatkan.

            [Ketidakseimbangan dan Dinamika Pasar Barang dan Pasar Uang. Pendapat dan suku bunga menyesuaikan diri pada ketidakseimbangan dalam pasar uang dan pasar barang. Secara lebih khusus, suku bunga turun bila terjadi kelebihan permintaan. Pendapatan naik bila permintaan agregat terhadap barang-barang melebihi output dan turun bila permintaan agregat kurang dari output. Sepanjang waktu, system tersebut menyatu ke titik keseimbangan pada titik E].

2.7 Penyesuaian Pasar Modal Yang Cepat
Unuk berbagai tujuan, ada gunanya membatasi dinamika melalui asumsi yang mengatakan bahwa pasar uang menyesuaikan diri dengan sangat cepat sedangkan pasar barang melakukan hal yang samadengan sedikit agak lambat. Karena pasar uang dapat menyesuaikan diri semata –mata melalui pembelian dan penjualan obligasi, suku bunga menyesuikan diri dengan sangat cepatdan pasar uang selalu secara efektif berada dalam situasi keseimbangan asumsi. Asumsi yang demikian meniratkan bahwa kita selalu berada dalam kurva LM. Setiap penyelewengan dari titik keseimbangan dalam pasar uang cendrung dihilangkan segera oleh perubahan yang memadai dalam tingkat suku bunga. Dalam situasi ketidakseimbangan, kita bergerak disepanjang kurva LM, sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 4-15.
Pasar barang menyesuaikan diri relative lebih lambat karena perusahaan harus mengubah skedul produksi mereka, yang tentu membutuhkan waktu. Untuk titik kurva IS, kita bergarak ke atas disepanjang skedul LM dengan tingkat suku bunga dan pendapatan yang meningkat, dan untuk titik-titik di atas skedul IS. Kita bergerak ke bawah di sepanjang skedul LM dengan tingkat output dan suku bunga yang menurun hingga depan tercapainya titik E.


[Penyesuaian Terhadap Keseimbangan Ketika Pasar Uang Menyesuaikan Diri Dengan Cepat. Bila pasar uang menyesuaikan diri dengan cepat, maka perekonomian selalu berada dalam keseimbangan moneter. Dalam diagram ini berarti selalu berada pada skedul LM. Bila terjadi kelebihan permintaan barang, tingkat investasi dan output akan naik, dan bila terjadi kelebihan penawaran barang, tingkat investasi dan output akan turun].
Proses penyesuaian yang di perlihatkan dalam Gambar 4-15 adalah sama dengan yang dilukiskan dalam Bab III. Kesebelah kanan kurva IS, terjadi kelebihan penawaran barang dan perusahaan ahkirnya terpaksa menimbun barang. Mereka menurunkan produksi dalam rangka mengurangi jumlah cadangan barang, dan perekonomian bergerak bergerak menuruni kurva LM. Perbedaan antara proses penyesuaian disini dengan dijelaskan dalam Bab III adalah sebagai berikut: Disini, ketika ekonomi bergerak maju tingkat pendapatan keseimbangan, dengan tingkat suku bunga yang menurun, pengeluaran investasi yang diharapkan sebenarnya mengalami kenaikan.
Sekarang dengan telah dijelaskannya permasalahan dimana ekonomi sungguh-sungguh menyesuaikan diri terhadap posisi keseimbngan, kita beralih untuk menentukan pengaruh kebijakan fiscal dan moneter terhadap suku bunga keseimbangan dan tingkat pendapatan.


























BAB III
PENUTUP

1.1  Kesimpulan
Kurva LM menunjukkan kombinasi tingkat bungan dan tingkat pendapatan yang konsisten dengan keseimbangan dalam pasar untuk keseimbangan uang riil. Kurva LM digambar untuk penawaran dari keseimbangan uang riil tertentu. Penurunan dalam penawaran dari keseimbangan uang riil menggeser kurva LM keatas. Kenaikan dalam penawaran dari keseimbangan uang riil menggeser kurva LM ke bawah.

1.2  Saran
Kita harus lebih memahami dan lebih mempelajari akan kurva LM krena kurva ini sangatlah berguna terhadap kehidupan sehari-hari terutama dalam pengaturan uang, pendapatan serta suku bunga.















DAFTAR PUSTAKA

Mankiw N Gregory. 2000.  Teori Makro Ekonomi Edisi Keempat. Erlangga. Jakarta.

Dornbusch Rudiger dan Stanley Fischer. 1994. Ekonomi Makro. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Reksoprayitno Soediyono. 2000. Ekonomi Makro. BPFE Yogyakarta. Yogyakarta








[1] Permintaan akan uang uang akan diperinci dalam bab X ; di sini kita hanya akan memebahas argumentasi yang mendasari permintaan akan uang secara ringkas.
[2] Sebagaimana yang akan kita bahas dalam bab XI ; berbhan pengturan dunia keuangan pada awal dekade 1980n .
[3] Kita kembali menggunakan persamaan linear untuk menjelaskan soal hubungan.
[5] Dornbusch Rudiger dan Stanley Fischer hal 163.
[6] Ibid 164.
[7] Ibid 166.
[8] Ibid 120.

Komentar

HTML Comment Box is loading comments...